Dosa??? Enggak kok!

      Pernah ada sebagian orang yang bilang kalau menggambar orang/makhluk hidup itu dosa dan nantinya akan dimintai pertanggung jawaban di akherat karena menggambar makhluk yang bernyawa. Nah, gue sebagai pelaku seni rupa merasa gimana ya.. Rada gak terima, pasalnya pada niatnya gue nge-gambar cuma buat di nilai sisi estetis nya bukan sisi magis lho...!. Mana waktu itu sepupu gue bilang kalau dia gak pernah mau gambar orang karena gak boleh sama Bu Guru. Waduh! Bau-baunya DOKTRIN. Gue sebagai pelaku dipendidikan SENI RUPA juga ngerasa kaga FAIR. First, kekreativitasan anak-anak itu malah kudu digali dari dini. biarkan dia mengeksplor imajinasinya (huh). Tenang-tenang jadi gini, ada sebuah artikel yang gue baca, rasanya cukup menarik dan mungkin ini bisa jadi kajian. 



MAKNA DI BALIK BONEKA AISYAH






Dinarasikan Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW menikahinya ketika dia berusia 6 tahun, dan diantar ke kamar Nabi ketika berusia sembilan tahun, dan ketika itu dia sedang membawa bonekanya, sedangkan Nabi wafat ketika dia berusia delapan belas tahun. (HR. Bukhari: 2549)


Tidak dipungkiri bahwa "BONEKA" bisa jadi merupakan bagian dari hasil pahatan, yang dalam bahasa dasit dilafadzkan dengan "al-taswir". dapat diterjemahkan sebagai pahatan atau lukisan. Hadist diatas merupakan bukti nyata bahwa TIDAK SEMUA pahatan atau lukisan DILARANG dalam agama. Dari penelusuran berbagai hadist, pahatan atau lukisan yang dikutuk pelakunya adalah jika pahatan dan lukisan tersebut memiliki "RUH". Penjelasan Nabi yang sedemikian itu sangat penting. Hanya saja ulama masih memperdebatkan maksud memiliki "RUH" tersebut. Menurut hemat saya, tidak mungkin diartikan "BERNYAWA", karena tidak ada makhluk Allah di muka bumi ini yang tidak bernyawa, bahkan sampai gunung pun bersujud kepada Allah, tumbuh-tumbuhan juga berkembang, tumbuh dan mati.


Dengan demikian menurut hemat penulis pahatan atau gambar tersebut "MEMILIKI RUH", dimaknai jika pahatan atau gambar itu diyakini memiliki sesuatu yang dapat mendatangkan manfaat dan mudharat. Seperti pahatan yang dijadikan sesembahan, lukisan yang dipajang sedemikian rupa, diberi dupa, kalungan bunga dan sebagainya.


Seperti itu pula budaya bangsa Indonesia ketika meletakkan keris (yang dianggap mempunyai kekuatan/ruh) di tempat tertentu, apabila diyakini adanya unsur yang dapat mendatangkan manfaat dan mudharat akan dapat berdampak kesyirikan yang dikutuk menurut agama islam.


Nah, udah pada tau kan, jadi jangan pernah batasi kekreativitasan kita. Asalkan gak MUSYRIK so, tergantung NIAT :D


Sumber : Majalah Al-Falah Mei 2003 Hal.34
Sumber Foto : Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar